Kerusuhan dan anarkhis seolah bukanlah menjadi hal tabu lagi dalam persepakbolaan Indonesia. Entah itu dilakukan oleh suporter maupun pemainnya sendiri. Mereka seolah tak jemu untuk melakukan tindakan yang sejatinya tak patut untuk dilakukan. Apa sih untungnya dari tawuran? Apa kita akan menjadi beken setelah melakukan tindakan anarkhis? Justru dampak negatif yang malah didapat.
Kerusuhan setelah pertandingan Arema vs Persipura di stadion Kanjuruhan Rabu lalu (9/12) adalah satu dari sekian banyak contoh yang menodai citra persepakbolaan tanah air. Walau tergolong kerusuhan kecil, tetap saja hal tersebut tak sewajarnya untuk dilakukan. Kerusuhan tersebut diawali dari provokasi Aremania kepada pemain-pemain Persipura setelah pertandingan usai. Bahkan tak sedikit Aremania yang turun ke pinggir lapangan dan harus berhadapan dengan aparat keamanan. Parahnya lagi, anak-anak asuhan Jacksen F Tiago terpancing emosinya. Baku hantam botol air mineral pun tak terelakkan. Tak berhenti sampai di situ. "Drama" tersebut berlanjut ke ruang ganti pemain. Pemain-pemain Mutiara Hitam seolah belum puas melampiaskan kekesalannya. Fasilitas ruang ganti pun menjadi sasaran mereka berikutnya.
Sungguh ironis memang melihat fenomena tersebut dan membuat saya tak habis pikir. Kenapa Aremania memprovokasi pemain lawan? Bukankah Arema memenangi laga tersebut? Bukankah Arema juga tengah bercokol di puncak klasemen sementara ISL? Apa yang sebenarnya Aremania cari? Bukankah Aremania sudah pernah mendapat sanksi dari komdis setelah berbuat onar di stadion Brawijaya, Kediri? Tak jerakah engkau Aremania? Bukankah dulu julukan The Best Supporter pernah engkau dapat? Sekarang semua itu lenyap tak bersisa karena akibat dari tingkah lakumu sendiri, Aremania. Jika engkau mengaku Aremania sejati dan cinta Arema sepenuh hati, dukunglah Arema dengan menjujung sportifitas yang tinggi. Jangan malah berbuat anarkhi. Apapun hasil yang Arema peroleh, harus bisa menerima dengan lapang dada dan bersikaplah dewasa. Buat bangga warga Malang!
Senin, 08 Februari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar