Sabtu, 20 Februari 2010

Harapan yang Kian Sirna

Pemerintah sepertinya tak sehati dengan keinginan PSSI agar Indonesia menjadi tuan rumah perhelatan akbar Piala Dunia 2022. Surat garansi urung diberikan kepada PSSI oleh pemerintah. Padahal surat tersebut perlu dilampirkan ke FIFA untuk mengikuti bidding tuan rumah PD 2022. Namun hingga batas akhir penyerahan berkas (9/2), pemerintah tetap bergeming. Keinginan PSSI agar negeri kita tercinta menjadi tuan rumah dan timnas Merah Putih lolos secara otomatis ke putaran final PD '22 sepertinya akan menguap begitu saja. Tapi tampaknya PSSI ogah menyerah begitu saja. Ada rencana untuk berkoalisi dengan Australia sebagai tuan rumah PD '22.
Kalau saya boleh berpendapat, sebenarnya PSSI terlalu terburu-buru berhasrat untuk menggelar event seakbar Piala Dunia. Oke, 2022 masih 12 tahun lagi. Tapi cobalah tengok sejenak kondisi sepak bola Indonesia yang carut-marut. Kerusuhan supporter, mafia wasit, prestasi timnas yang tak ada bagus-bagusnya, kurangnya regenerasi yang serius di tubuh timnas, banyak klub yang mengalami krisis finansial, jadwal kompetisi terkadang terkesan tak beraturan. Itulah gambaran sepak bola negeri ini. Bukankah sebaiknya memperbaiki elemen-elemen 'kecil' tersebut sebelum bermimpi untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia? Yang menjadi sorotan terutama adalah kerusuhan supporter dan prestasi timnas. Jika tak cepat-cepat dibenahi hal-hal tersebut, lama-lama akan menjadi kebiasaan. Bak penyakit akut yang sulit disembuhkan.
Revolusi PSSI pun seharusnya cepat-cepat direalisasikan. Untuk Bapak Nurdin Halid, saya berharap Anda tahu diri. Insan sepak bola negeri ini sangat menginginkan Anda menanggalkan jabatan Anda di otoritas tertinggi sepak bola negeri ini demi kebaikan bersama.
Maju terus sepak bola Indonesia!

Tidak ada komentar: