Senin, 18 Mei 2009

Buah dari Sebuah Fanatisme

Sah-sah saja kita menyukai sesuatu. Tetapi apa akibatnya jika kita menyukai sesuatu terlalu berlebihan dan menjadi fanatik? Akibatnya bisa fatal. Seperti yang terjadi setelah pertandingan Arsenal vs MU di semifinal Liga Champions kemarin. Tak bisa menerima kekalahan Arsenal, seorang suporter asal Kenya nekat bunuh diri. Ironisnya, dia mengakhiri hidupnya dengan gantung diri menggunakan kostum Arsenal untuk menhikat lehernya. Sungguh fanatisme yang berlebihan bukan?!
Jika kita bisa berpikir jernih, kejadian seperti itu mungkin tak akan terjadi. Seharusnya kita menjadi fan sebuah klub sepak bola harus tau batas-batas kita mendukung klub tersebut. Jangan sampai kita berbuat sesuatu yang merugikan diri kita. Toh, klub yang kita dukung tersebut belum tentu peduli dan menjamin masa depan kita. Jika kita mati, siapa yang rugi?! Siapa yang sedih?! Pikirkanlah bahwa jalan hidup kita masih panjang dan orang-orang di sekitar kita masih membutuhkan kita.
Mungkin saat ini yang sering terjadi adalah ‘perang’ antara supporter klub. Dan yak jarang juga menjurus ke arah anarkis. Hubungan yang awalnya baik-baik saja berubah menjadi permusuhan. Sungguh bahaya bukan?! Tak jauh-jauh, antar orang Indonesia pun saling berselisih yang ujung-ujungnya anarkis. Misalnya ‘perang’ antara supporter Persija dengan supporter Persipura atau antara Milanisti dengan Interisti. Sebenarnya sungguh sepele bukan?! Jadikan saja sepak bola sebagai hiburan untuk melepas penat kita dalam beraktivitas sehari-hari.

Tidak ada komentar: